Mengutip Kompas.comdari situs Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia, henti jantung adalah hilangnya fungsi organ ini untuk memompa darah yang terjadi secara mendadak.
Hal ini menyebabkan kurangnya oksigen yang seharusnya disalurkan ke seluruh tubuh terutama otak dan jantung.
Akibatnya, sel-sel otak akan mati dan menyebabkan hilangnya kesadaran serta fungsi otak lainnya.
Sel-sel yang telah mati ini tidak dapat dihidupkan kembali dan, bila tidak cepat di tangani, dapat berujung pada kematian.
Henti jantung sebenarnya jarang terjadi pada orang di bawah 35 tahun namun bisa berisiko amat fatal.
Terbukti, henti jantung adalah penyebab kematian utama pada atlet muda di Amerika Serikat meskipun pemicunya tidak diketahui.
Henti jantung seringkali menyebabkan kematian mendadak tanpa gejala maupun peringatan.
Namun indikasi yang sebaiknya diperhatikan adalah adanya tanda-tanda gangguan irama jantung seperti pusing, sesak napas, nyeri dada, kehilangan keseimbangan atau sensasi akan pingsan.
Pingsan yang tidak bisa dijelaskan, misalnya saat beraktivitas fisik, juga bisa menandakan risiko henti jantung.
Riwayat kematian keluarga akibat henti jantung juga bisa menjadi peringatan awal, khususnya jika terjadi sebelum usia 50 tahun.
Penyebab henti jantung pada anak muda