Kata 'nyai' pada masa itu memiliki konotasi lain, yaitu gundik, selir, atau wanita peliharaan pria Belanda.
Nyai Dasima, ia adalah sosok perempuan asal Ciseeng, Bogor, ini hidup di antara tahun 1805-1830 dan menjadi gundik meneer Edward William.
Bahkan, Perjalanan hidup dan cinta Dasima direkam dalam buku yang ditulis oleh SM Ardan.
Dijelaskan bahwa Edward ternyata hanya memerlukan Dasima di kamar saja.
Pada akhirnya, Nyai Dasima mengenal seorang lelaki bernama Samiun yang bersedia menikahi dirinya.
Namun siapa sangka, Samiun hanya ingin menguasai harta Nyai Dasima.
Naas, Nyai Dasima habis di tangan Bang Puasa atas perintah Samiun. Mayatnya ditemukan di sekitar kali di Kwitang.
Bukan hanya Nyai Dasima, Mariam juga menjadi salah satu sosok nyai yang memiliki kisah pilu.
Mariam merupakan seorang gundik dari John yang tak lain adalah sinyo Belanda.
Kisah antara Mariam dan John terhalang oleh kehadiran Husin.
Kala itu, Husin berpura-pura mengawini Mariam agar hubungan dengan cowok bule tak terendus sang ayah.