Follow Us

Miris! Buruknya Standar Kesejahteraan Budidaya Ikan di Indonesia

Nailul Iffah - Senin, 11 April 2022 | 10:15
Ilustrasi Ikan Segar
Freepik/Dashu83

Ilustrasi Ikan Segar

GridHype. Belum lama ini Act For Farmed Animals dan We Animals media melakukan penyelidikan.

Mengungkap kondisi kesejahteraan yang buruk tentang bagaimana proses ikan dibudidayakan, dijagal, dan dijual di Indonesia.

Gambar yang diambil menunjukkan kondisi yang tidak sehat dari budidaya nila, lele dan bandeng.

Terlihat ikan yang sakit dan mati sebelum waktunya, serta dibiarkan mengapung di kolam mereka.

Studi ilmiah telah menyimpulkan bahwa es menyebabkan kejutan termal bagi para ikan, sebuah proses yang menyakitkan dan menegangkan yang membuat ikan tetap sadar dan sensitif terhadap rasa sakit untuk waktu yang lama.

Bagaimana menurut sains

Penelitian ilmiah menunjukkan bahwa ikan memiliki kapasitas untuk merasakan rasa sakit, ketakutan, dan stres.

Studi lain juga menunjukkan bahwa ikan adalah hewan yang cerdas, mampu melakukan interaksi, memiliki hierarki sosial dan bahkan merasakan emosi.

Dokter dan ilmuwan hewan juga telah mempelajari banyak cara agar kualitas air, praktik budidaya dan penjagalan dapat ditingkatkan.

Guna mengurangi penderitaan dan mencegah kondisi tidak manusiawi seperti yang didokumentasikan dalam penyelidikan ini.“Sayangnya, ikan sering dianggap sebagai makhluk 'yang kurang bisa merasakan’, karena orang-orang cenderung berpikir bahwa mereka tidak cukup cerdas atau sensitif.

Para penjual dan pembudidaya ikan di Indonesia dapat mengadopsi langkah-langkah yang lebih baik yang direkomendasikan oleh para ahli kesejahteraan ikan,” ungkap Fernanda Vieira, yang merupakan PhD ilmu hewan dan perwakilan Sinergia Animal, anggota Act For Farmed Animals.

Penjualan ikan hidup-hidup

Editor : Hype

PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Tag Popular