Terlahir dengan Kelainan Kulit, Bayi Mizyan Selalu Menangis Kesakitan Tiap Kulitnya yang Seperti Plastik Mengelupas

Kamis, 07 November 2019 | 15:02
(Dok. Istimewa)

Mizyan Haziq Abdillah, bayi berusia 6 bulan dari wilayah perbatasan Kabupaten Nunukan ini menderita penyakit, kulitnya mengeras seperti plastik kemudian pecah dan mengelupas.

Laporan Wartawan GridHype.ID, Ruhil I. Yumna

GridHype.ID- Kisah pilu dialami oleh Mizyan Haziq Abdillah.

Bayi berumur 6 bulan itu lahir dengan kelainan kulit aneh yang diidap olehnya.

Dilansir dari Kompas.com keadaan Mizyan sangat memprihatinkan, seluruh kulit tubuhnya mengering, pecah-pecah dan mengelupas.

Baca Juga: Biasa Pakai Daster, Sarwendah Kepergok Tenteng Tas Mungil Harga Rp 630 Juta di Acara Ivan Gunawan

Pada saat tertentu, kulitnya yang mengering dan terkelupas satu lupas.

Seringkali saat kulitnya terkelupas, Mizyan hanya bisa menangis kesakitan.

Mizyan sendiri adalah putra dari pasangan Nurul Qomar (31) dan Finki Kurnia (22) yang merupakan warga di wilayah perbatsan Indonesia-Malaysia di Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara.

Sang ayah, menyatakan jika anaknya yang malang itu akan terus gelisah dan menangis terus-menerus saat kulit-kulitnya yang kering mengelupas.

Finki, sang istri hanya bisa pasrah, ia akan menggendong bayi Mizyan sambil memberinya ASI atau sekedar mengayunnya sambil terus berdoa agar penyakit anaknya bisa sembuh.

“Kami hanya gendong kalau sudah begitu, atau kami ayun karena kami tahu kalau dia rewel, pasti dia merasa gatal dan pedih,” ujar Nurul Qomar saat dihubungi melalui telepon, Rabu (6/11/2019).

Qomar mengaku anak semata wayangnya itu terlahir secara normal dan mengalami tumbuh kembang seperti pada bayi pada umumnya.

Baca Juga: Jangan Lagi Coba Maskara di Toko Kecantikan, Ada Bahaya ini yang Mengincarmu

Benjolan berisi nanah di ketiak

Keanehan terjadi saat Mizyn berusia tiga bulan.

Saat itu di ketiak bayi malang itu terdapat sebuah benjolan sebesar kacang yang berisi cairan yang lama-kelamaan berubah menajdi nanah.

“Munculnya di ketiak. Benjolan itu mengandung carian bening, kemudian bernanah,” imbuhnya.

Jauhnya jarak tempat tinggalnya dengan rumah sakit Nunukan membuat keduanya tak bisa berbuat banyak.

Qomar hanya mampu membawa anaknya ke puskesmas pembantu di Tulin Onsoi.

Selain ke puskesmas terdekat ia juga sempat mmebawa anaknya berobat ke kabupaten Malinau yang lebih dekat dari tempat tinggalnya.

Benjolan nanah itu sempat sembuh beberapa saat.

Baca Juga: Tak Hanya Agnez Mo, ini 4 Orang Indonesia yang Sudah Dibuatkan Patung Lilin di Museum Madame Tussauds

Lalu seminggu berselang pada lipatan kulit Mizyan muncul binitk-bintik merah dan ruam seperti bayi yang mengalami kerumut (bahasa daerah untuk ruam merah pada kulit karena biang keringat).

Ruam merah itu kemudian muncul hampir di seluruh tubuh bayi yang saat itu masih berusia tiga bulan.

Tak ingin penyakit bayinya makin parah, Qomar membawa buah hatinya ke dokter spesialis kulit di Kota Tarakan.

Seminggu usai berobat bintik merah dan di derita Mizyan sempat sembuh dari resep salep yang diberikan dokter.

Kulitnya berubah seperti plastik dan mengelupas

Selama dua minggu kulit bayi Mizyan sempat normal, lalu kulitnya menjadi kering dan kasar.

Lama-kelamaan kulit bayi itu mengeras dan menjadi seperti plastik.

”Kalau dipegang agak keras seperti lapisan plastik itu, tidak kenyal seperti kulit bayi biasanya,” Kata Qomar.

Baca Juga: Punya Khasiat Luar Biasa, 'Si Merah' dari Papua ini Ampuh Obati TBC Hingga HIV

Kulit yang mengeras itu kemudian mulai retak dan pecah seperti lapisan tanah yang terlalu kering.

Lapisan kulit yang retak itu kemudian mengelupas.

Pada bagian tertentu, seperti pada kulit bagian wajah, mengelupasnya kulit bayi Mizyan disertai dengan adanya darah.

“Setiap mengelupas, ada darah pada bagian kulit yang lepas,” ujar Qomar.

Kondisi tersebut menjadikan Mizyan sering rewel dan menangis kesakitan.

Bayi Mizyan tak jarang berusaha menggaruk bagian kulit yang mulai mengelupas.

Sejak dua bulan lalu, praktis Qomar dan istrinya harus berjaga 24 jam karena Mizyan sering menangis dan berusaha menggaruk kulit tubuhnya.

Baca Juga: 14 Tahun Pendam Rasa untuk Luna Maya, Inilah Alasan Indra Bruggman Simpan Rapat Rasa Sukanya

“Kalau kena garuk kulit yang mengelupas ya keluar darah,” ucap Qomar.

Agar kulit yang kering itu tak semakin parah, Qomar dan istrinya harus mengolsei kulit kering anaknya dengan pelembab.

Satu hari biasanya Qomar akan mengolesi tubuh putranya sampai empat kali. Jika lupa, biasanya kulit Mizyan akan kembali kering dan mengelupas.

Tunggu diagnosis dokter

Pihak desa kemudian membantu kesembuhan bayinya dengan mmebuatkan BPJS Kesehatan sehingga bayi Mizyan bisa mendapat perawatan lebih lanjut di RSUD Nunukan.

Baca Juga: Kehidupan Poligaminya Ramai Disorot, Dua Istri Muda Lora Fadil Blak-blakan Tak Ingin Suami Nikah Keempat Kalinya

Sebelumnya keluarga itu hanya mengandalkan pengobatan tradisional untuk kesembuhan Mizyan.

Sejak ditangani oleh dokter di RSUD Kabupaten Nunukan, kondisi Mizyan sedikit ada perubahan dengan bisa tidur lelap lebih banyak dari biasanya.

“Sudah lumayan bisa beristirahat dibandingkan biasanya,” kata Qomar.

Qomar belum tahu pasti mnegnai penyakit yang diderita oleh anaknya.

Ia sendiri masih menunggu diagnosis dari dokter terkait kelainan kulit yang diderita anaknya.

(*)

Editor : Ruhil Yumna

Sumber : Kompas

Baca Lainnya