Unik, Dua Desa di Jawa Tengah ini Melarang Warganya Untuk Saling Jatuh Cinta dan Menentang Pernikahan!

Rabu, 25 September 2019 | 20:00
Grid.ID

Kolase Grid.ID

GridHype.ID -Setiap wilayah atau desa, biasanya memiliki aturannya masing-masing.

Namun dari sekian aturan desa, ada kisah unik yang mengatur jika warga dari kedua desa di Jawa Tengah ini dilarang untuk jatuh cinta.

Kisah unik ini terjadi di Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah.

Disini terdapat dua desa yang melarang warganya untuk saling jatuh cinta, apalagi sampai menikah.

Baca Juga: Videonya 'Teriaki' DPR Sebagai Dewan Pengkhianat Rakyat Viral, Berikut 6 Fakta Manik Marganamahendra Ketua BEM UI

Dalam tradisi ini, ribuan warga Desa Karanglangu, Kecamatan Kedungjati, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, menyeberangi Sungai Tuntang setempat selebar 15 meter menuju perkampungan seberang di Desa Ngombak, Kecamatan Kedungjati, Grobogan.

Sementara itu, warga Desa Ngombak akan menyambut kedatangan warga Desa Karanglangu dengan pelayanan yang maksimal.

Tamu yang datang jugadimanjakan dengan hiburan kesenian serta suguhan hidangan khas Jawa yang beraneka ragam.

Dalam tradisi yang digelar setiap dua tahun sekali ini, Kepala Desa Karanglangu dan perangkat Desa Karanglangu dijemput oleh pihak Desa Ngombak menggunakan rakit yang dihias sedemikian rupa.

Baca Juga: Miris! Kisah Pria Gagal Nikah ini Viral Lantaran Sang Calon Istri Hamil Duluan, Punya 3 Cowok Lain dan Tak Tahu Siapa Ayah dari Anaknya

Adapun warga Desa Karanglangu, baik tua maupun muda, menyeberangi sungai dengan berjalan kaki secara hati-hati dengan dibantu pengawalan warga Desa Ngombak.

Dimulai sejak pagi hingga siang hari, ribuan pengujung berkerumun di sekitar lokasi sungai besar untuk menyaksikan tradisi yang menarik ini.

Suasana kekaraban antara dua desa yang terpisah dengan bentangan sungai tuntang ini kental terasa, waga desa Ngombak akan menyongsong kedatangan waga Desa Karanglangu dengan penuh kehangatan.

"Tradisi Asrah Batin merupakan peninggalan budaya Kabupaten Grobogan yang sarat akan makna toleransi.

Baca Juga: Didominasi Generasi Milenial, ini Dia Kumpulan Poster Lucu dan Kreatif Mahasiswa dalam Menyuarakan Keberatannya Pada Pemerintah!

Tradisi ini patut dilestarikan sebagai penanda bahwa warga Grobogan adalah orang-orang yang berbudi luhur", kata Bupati Grobogan Sri Sumarni, dilansir dari laman Kompas.com.

Tradisi Asrah Batin erat hubungannya dengan kepercayaan warga tentang sosok Kedhana dan Kedhini, yaitu Raden Sutejo dan Roro Musiah yang diyakini sebagai leluhur pendiri Desa Karanglangu dan Desa Ngombak.

Menurut mitos, Kedhana dan Kedhini adalah saudara kandung yang terpisah saat keduanya masih kecil.

Keduanya berkelana secara terpisah melewati hutan dan sungai, hingga akhirnya Kedhana berhenti dan menetap di suatu desa yang diberi nama dengan Desa Karanglangu.

Baca Juga: Didominasi Generasi Milenial, ini Dia Kumpulan Poster Lucu dan Kreatif Mahasiswa dalam Menyuarakan Keberatannya Pada Pemerintah!

Sementara itu, Kedhini menetap di suatu desa yang diberi nama Desa Ngombak.

Saat keduanya tumbuh dewasa, mereka bertemu kemudian jatuh cinta dan hampir menikah.

Pernikahan itu akhirnya urung terjadi setelah terungkap bahwa mereka adalah sepasang kakak beradik yang telah lama terpisah.

Kepala Desa Ngombak, Kartini, menyampaikan, tradisi Asrah Batin ini dilaksanakan turun temurun pada Minggu Kliwon untuk mengenang Kedhana dan Kedhini.

Baca Juga: Bukan dengan Odol, Begini Penanganan Pertama Jika Terkena Gas Air Mata

"Asrah Batin" sendiri merupakan kata lain dari "Pasrah Batin", dengan kata lain berusaha ikhlas dengan apapun kenyataan yang terjadi.

Pasrah Batin juga pengejawantahan dari rasa syukur kepada Sang Khalik, atas izin Sang Pencipta pernikahan terlarang antara saudara kandung tersebut dapat dicegah.

"Rencananya rombongan Desa Karanglangu hendak mengantar Kedhana melamar Kedhini di Desa Ngombak. Namun nasib berkata lain, prosesi pernikahan gagal dan diganti menjadi hajatan syukuran karena ternyata Kedhana dan Kedhini adalah saudara kandung yang lama terpisah. Bentuk syukur kepada Tuhan yang telah membuka tabir. Momen sedih dan bahagia bercampur menjadi satu," ungkap Kartini.

Baca Juga: Sering Rasakan Pegal Pada Tubuh Saat Bangun Tidur, Coba Ramuan Ajaib yang Satu ini Ampuh Hilangka Lelah di Pagi Hari

Cerita inilah yang menyebabkan pemuda dan pemudi dari kedua desa dilarang untuk saling mencintai, apalagi sampai mengikat janji suci menuju pelaminan.

Kisah tersebut juga dibuktikan dengan keberadaan makam dan petilasan

"Warga Desa Karanglangu dan Ngombak adalah saudara tua dan muda.

Turun temurun, laki-laki dan perempuan dari dua desa itu tidak diperbolehkan untuk saling menikah.

Warga percaya jika melanggar akan ada musibah, dahulu pernah ada yang melanggar dan meninggal dunia. Hingga saat ini belum ada yang berani melanggar. Kami pun menjaga tradisi itu. Wallahu alam," terang Mahfud. (*)

Artikel ini telah tayang di NakitaWarga Dua Desa di Jawa Ini Dilarang Saling Jatuh Cinta Apalagi Menikah, Begini Kisahnya

Editor : Ngesti Sekar Dewi

Sumber : nakita

Baca Lainnya